TEKNIK BUDIDAYA MERICA/LADA PERDU

Tanaman Lada (Piper ningrum Linn), merupakan salah satu golongan dari  jenis tanaman rempah penting dalam perdagangan nusantara bahkan dunia.  Bahkan perdagangan dunia memberi julukan pad tanaman lada dengan sebutan The King Of Spice atau Raja Rempah-Rempah, lada menjadi komoditas yang tidak bisa digantikan dengan komoditas lainnya bahkan mampu menyubangkan devisa negara yang cukup besar pada sub sektor perkebunan selain dari karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, dan kopi. Dari tahun ketahun perkembangan tanaman lada semakin meningkat seiring dengan harga yang cukup tinggi dan beberapa faktor lainnya.

TEKNIK BUDIDAYA MERICA/LADA PERDU

Di indonesia lada di kenal dengan sebutan Merica atau sahang dan dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Selama ini budidaya lada di indonesia khususnya sentra produksi lada di kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan, masih menggunakan tiang panjat mati. Cara budidaya seperti ini membutuhkan banyak biaya produksi yang tinggi, terutama pada pengadaan tiang kayu sebagai tiang panjat. Begitu juga di Lampung, tiang panjat yang digunakan adalah tiang panjat hidup yang bisa mencapai 8-9 meter, ini juga masih menyulitkan dalam perawatan dan pemanenan.
Untuk meningkatkan produksi lada nasional perlu dicari alternatif cara budidaya lada yang praktis, dengan biaya yang lebih murah tanpa menurunkan produktivitas tanaman. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan budidaya lada perdu. Beberapa keunggulan yang dimiliki adalah biaya produksi lebih murah, berproduksi lebih awal bisa dipanen pada umur 2 tahun, pemetikan dan pemanenan lebih mudah, dan bisa ditumpang sela atau ditumpang sarikan dengan tanaman tahunan atau tanaman semusim.
Sistem perakaran tanaman lada perdu sangatlah dangkal dan sedikit 63,8% perakaran terkonsentrasi pada kedalaman 0-50 cm dari permukaan tanah, sehingga tidak tahan terhadap sinar matahari penuh.  
1. Pembuatan bibit lada perdu

TEKNIK BUDIDAYA MERICA/LADA PERDU

Perbanyakan lada pada umumnya dilakukan secara vegetatif, yaitu melalui setek cabang buah yang memiliki sistem sympodial dan tumbuh mendatar berbentuk perdu.
  • Setek cabang bertapak yaitu setek cabang yang menyertakan sulur panjat
  • Setek cabang sekunder atau primer yaitu cabang yan keluar dari sulur panjat
2. Persiapan lahan tanam lada perdu
Tanaman lada perdu cocok di budidayakan dengan sistem tumpang sela atau sistem tumpang sari, karna memerlukan naungan 25-50%. Budidaya lada dengan polykultur memiliki beberapa keuntungan, antara lain ialah dapan meningkatkan efisiensi penggunaan lahan.
Persiapan lahan dimulai pada musim kemarau, sehingga penanaman dilakukan pada musim hujan, jarak tanam lada perdu adalah 1,5x1,5 meter atau1,5x2 meter dan pembuatan lubang tanam ukuran 35x35x35 cm. Menjelang musim penghujan, lubang tanam ditutup dengan campuran tanah atas dan pupuk kandang sebanyak 5-10kg/lubang tanam. Penambahan dolomit 0,5kg/lubang tanam dapat dilakukan sesuai kebutuhan.

3. Penanaman bibit lada perdu
Penanaman dilakukan pada saat musih penghujan, bibit ditanam secara tegak. Saat melepaskan polybag media tanam sebaiknya jangan sampai pecah, karna akan mengganggu perkembangan akar dan berakibat pada kematian tanaman. Untuk mengurangi penguapan , bibit diberi naungan seperti, daun alang-alang, daun kelapa sampai tanaman kuat untuk beradaptasi.

4. Perawatan dan pemeliharaan tanaman lada perdu
Secara umum perawatan lada perdu lebih mudah dibandingkan dengan lada panjat, karna tidak perlu pemeliharaan tiang panjat, perawatan dan pemeliharaan meliputi :

  • Penyiangan gulma pada guludan individu tanaman
  • Perompasan bunga, dilakukan pada umur ±1 bulan setelah pindah tanam sampai umur ±1,5 tahun, agar pertumbuhan tanaman lebih cepat
  • Penyiraman diperlukan terutama pada awal penanaman
  • Perbaikan guludan yang terkikis air sekaligus pengendalian gulma
  • Perbaikan saluran drainase agar terhindar dari genangan air di area kebun lada
  • Pemberian mulsa sangat di anjurkan terutama pada musim kemarau

5. Pemupukan tanaman lada perdu
Pemberian pupuk dilakukan setiap awal musim hujan, dengan cara dilarik atau ditugal ±20 cm dari pangkal batang lada. Pemberian pupuk kandang diberikan setiap tahun pada awal musim kemarau dengan dosis 5-10kg/tanaman/tahun. Agar tanaman cepat rimbun dapat dilakukan dengan penyemprotan pupuk daun.

6. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit secara alami sebaiknya dilakukan secara terpadu sehingga dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia dan meminimalkan kehilangan hasil. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian hama dan penyakit adalah :
  • Kenali dahulu hama dan penyakit yang ada pada tanaman lada, seperti penggerek batang (Lophobaris piperis) dan busuk pangkal batang (BPB) yang di sebabkan oleh jamur phytophthora capsici sehingga memudahkan dalam menekan dan megendalian perkembangannya.
  • Membuat pagar keliling dengan tujuan membatasi lalulintas  manusia agar tidak membantu menyebarkan patogen penyakit.

7. Panen lada perdu

TEKNIK BUDIDAYA MERICA/LADA PERDU


Lada perdu mulai dipanen pada umur 2 tahun, panen pertama dapat menghasilkan ± 200gr lada kering/tanaman, waktu panen sangat ditentukan dengan jenis lada yang akan dihasilkan. Pemanenan lada perdu cukup mudah karena tidak memerlukan tangga.

   

0 Response to "TEKNIK BUDIDAYA MERICA/LADA PERDU"

Post a Comment