Pengertian Sejarah Pestisida Serta Dampak negatif Terhadap Lingkungan

Pengertian Sejarah Pestisida Serta Dampak negatif Terhadap Makhluk Hidup

Berbicara mengenai pestisida pasti kita akan di hadapkan dengan begitu banyaknya produk - produk pertanian yang sekarang begitu banyak beredar di masyarakat, kalau orang jaman dahulu, jangankan pestisida diberikan pupuk orea gratis pun mereka tidak mau. Tapi sekarang jaman telah berubah, petani sekarang berebut untuk mendapatkan pestisida, dengan alasan lebih simple ketingbang menggunakan pestisida organik. Padahal secara tidak langsung penggunaan pestisida kimia yang membabi buta akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan, terlebih lagi lingkungan akan tercemar dari sisa residu bahan aktif pestisida tersebut.

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. 

Sejarah Perjalanan Dan Perkembangan Di temukannya Pestisida


Apakan anda tahu, sejak dahulu pada masa peradaban kuno, mereka telah menggunakan pestisida dari bahan alami yang terdapat pada alam sekitar. Para ahli sejarah mulai mencatat sebelum tahun 2000 SM, manusia telah menggunakan pestisida untuk melindungi tanaman pertanian. Bahan pertama berupa sulfur dalam bentuk unsur yang ditebarkan di atas lahan pertanian di Sumeria sekitar 4500 tahun yang lalu. Kemudian pada abad ke 15, senyawa berbahaya seperti arsenik, raksa, dan timbal diterapkan di lahan pertanian untuk membunuh hama. Para ilmuan kemudian mulai melakukan penelitian lebih mendalam dan intensif, kemudian abad ke 17, nikotin sulfat diekstraksi dari daun tembakau untuk dijadikan insektisida. Berselang 2 abat yaitu Abad ke 19 para ilmuan mendapatkan kejutan yang tidak terduga, temuan itu di dapat dari bunga krisan yaitu (piretrum) dan akar sayuran (rotenon).

Pada tahun 1960an, ditemukan temuan baru bahwa DDT menyebabkan berbagai burung pemakan ikan tidak bereproduksi, dan hal ini yang menjadi masalah serius bagi keanekaragaman hayati. Penggunaan DDT dalam pertanian kini dilarang dalam Konvensi Stockholm, namun masih digunakan di beberapa negara berkembang untuk mencegah malaria dan penyakit tropis lainnya dengan menyemportkannya ke dinding untuk mencegah kehadiran nyamuk.

Dan kini pada tahun 2006 dan 2007, hingga sekarang dunia telah menggunakan setidaknya 5.2 miliar pon pestisida dengan herbisida merupakan porsi terbesar, mencapai 40%, diikuti insektisida 17%, dan fungisida 10% itu hanya sebagian kecil dari data yang tercatan. Pada tahun yang sama, Amerika Serikat menggunakan 1.1 miliar pon pestisida. Saat ini terdapat 155 juta bahan aktif yang terdaftar sebagai pestisida yang dapat digunakan bersama-sama untuk membentuk 20000 jenis produk pestisida. Diperkirakan pasar ini akan mendapatkan keuntungan sebesar US$ 52 miliar pada tahun 2019. Semakin banyak pestisida yang kita gunakan, maka semakin banyak pula timbunan residu pada semua jenis komoditi pertanian, dan ini kan menjadi masah besar bagi kesehatan manusia. Maka tidak Heran Jika anak-anak yang lahir di jaman sekarang lebih rentan terhadap serangan penyakit.


Jenis-Jenis Nama Pestisida Serta  Serta Sasarannya

  • Herbisida digunakan untuk mengendalikan Gulma
  • Arborisida digunakan untuk memberantas Semak dan Belukar
  • Algisida atau Algasida Alga
  • Avisida untuk menolak burung Burung
  • Bakterisida untuk membunh Bakteri
  • Fungisida digunakan unruk mengendalikan Fungi, jamur, dan spora
  • Insektisida untuk mengendalikan Serangga
  • Mitisida atau Akarisida mengendalikan Tungau
  • Molluskisida untuk mengendalikan Siput
  • Nematisida untuk mengendalikan Nematoda
  • Rodentisida untuk mengendalikan atau membunuh tikus
  • Virusida untuk mengendalikan bakteri atau Virus
  • Larvisida untuk mengendalikan larva atau Ulat

Sejarah Perkembangan Pestisida Di Dunia Pertanian


Pestisida juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kemampuan terurainya (biodegradable dan persisten) yang dapat berlangsung selama beberapa detik hingga tahunan. Bahan Aktif jenis DDT membutuhkan waktu tahunan untuk terurai di alam, dan akan terakumulasi dalam rantai makanan yang termakan oleh manusia.

Cara kerja herbisida

Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.


Kerugian Yang Diakibatkan Dari Residu Pestisida

Penggunaan pestisida secara umum membawa kerugian bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif yang di timbulkannya lebih besar di bandingkan nilai positif yang di peroleh di saan kita menggunakannya. Berikut ini beberapa kerugian yang akan timbul ketika kita menggunakan pestisida secara sembarangan.
  • Pestisida Berbahaya Bagi Kesehatan Manusia Dan Makhluk Hidup

Pestisida dapat menyebabkan efek akut dan jangka panjang bagi pekerja pertanian yang terpapar. Paparan pestisida dapat menyebabkan efek yang bervariasi, mulai dari iritasi pada kulit dan mata hingga efek yang lebih mematikan yang mempengaruhi kerja saraf, mengganggu sistem hormon reproduksi, dan menyebabkan kanker. Bukti yang kuat juga menunjukan bahwa dampak negatif dari paparan pestisida mencakup kerusakan saraf, kelainan bawaan, kematian janin, dan gangguan perkembangan sistem saraf.
  • Efek Negatif Bagi Lingkungan

Penggunaan pestisida meningkatkan jumlah permasalahan pada lingkungan. Lebih dari 90% insektisida dan 95% herbisida yang disemprotkan menuju ke tempat yang bukan merupakan target. Arus pestisida terjadi ketika pestisida yang tersuspensi di udara sebagai partikel terbawa oleh angin ke wilayah lain, sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran. Pestisida merupakan masalah utama polusi air dan beberapa pestisida merupakan polutan organik persisten yang menyebabkan kontaminasi tanah. Pestisida juga mengurangi keanekaragaman hayati pertanian di tanah sehingga mengurangi laju pengikatan nitrogen. hilangnya polinator, menghancurkan habitat (terutama habitat burung), dan membahayakan satwa terancam. Seiring berjalannya waktu, spesies hama dapat mengembangkan ketahanan terhadap pestisida sehingga dibutuhkan penelitian untuk mengembangkan pestisida jenis baru.
  • Keekonomian Bahan Aktif Pestisida

kerugian biaya akibat dampak pestisida bagi kesehatan dan lingkungan diperkirakan mencapai US$ 9.6 miliar. Biaya tambahan mencakup proses registrasi dan pembelian pestisida. 












0 Response to "Pengertian Sejarah Pestisida Serta Dampak negatif Terhadap Lingkungan"

Post a Comment