Ordo : Hemiptera
Klasifikasi lebih tinggi : Fulgoromorpha
Subordo : Auchenorrhyncha
Kelas : Insecta
Filum : Arthropoda
Wereng adalah sebutan umum untuk serangga penghisap cairan tumbuhan anggota ordo Hemiptera, subordo Fulgoromorpha, khususnya yang berukuran kecil. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan hanya ada 0,4 persen lahan pertanian yang terkena hama Wereng Batang Cokelat (WBC). Tahun ini, ada lahan seluas 63.075 hektare yang terserang hama WBC dengan Puso 20.152 hektare. Sementara total luas tanam periode Oktober 2016-Agustus 2017 seluas 15,1 juta hektare. Hampir 90 % dari pertanian di indonesia Khususnya pada sub sektor pertanian tanaman padi di tahun 2017 gagal panen karena serangan hama Wereng.
Wereng berkembangbiak secara sexual, masa pra peneluran 3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8 hari untuk makroptera (bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada jaringan pangkal pelepah daun, tetapi kalau populasi telurnya tinggi diletakkan di ujung pelepah dan tulang daun. Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur terdiri dari 3-21 butir. Satu ekor betina mampu meletakkan telur 100-500 butir. Telur menetas setelah 7-10 hari. Muncul wereng muda yang disebut nimfa dengan masa hidup 12-15 hari dan setelah fase ini menjadi wereng dewasa.
Dalam perkembangan hidupnya,
wereng mempunyai tiga stadium pertumbuhan yaitu stadium telur, nimfa dan dewasa. Gambar dibawah ini menjelaskan siklus hidup hama wereng pada suatu daerah tertentu :
Hama wereng termasuk hama yang sulit dikendalikan karena mempunyai sifat :
- Mampu berkembang biak dengan cepat
- Mampu memanfaatkan makanan dengan baik sebelum serangga lain ikut berkompetisi
- Hama ini mampu menemukan habitat baru dengan cepat sebelum habitat lama tidak berguna lagi
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Serangan Wereng Pada Tanaman.
- Pemaksaan penanaman yang terus-menerus tanpa jeda, menjadikan populasinya semakin meledak, karena siklus hidup werang tidak terputus.
- Penggunaan pestisida (insektisida, fungisida, herbisida dan bakterisida) pada padi sawah sangat tinggi. Hal ini melemahkan ketahanan ekosistem sawah karena matinya serangga musuh alami, kematian mikrob endofit, kerusakan keanekaragaman hayati mikroflora dan mesofauna dan rusaknya jaring makanan yang kompleks di sawah, penggunaan pestisida mendorong peningkatan serangan wereng. Semakin sering menyemprot, maka peluang terjadinya puso semakin besar..
- Pemupukan yang tidak seimbang akan merusak ekosisten tanah.
- Prakiraan curah hujan yang tidak normal.
Cara Ampung Mengendalikan Wereng
Ini adalah untuk menghindari lebih jauh terhadap serangan hama wereng, anda bisa melakukannya dengan tindakan-tindakan berikuti ini :
- Penggunaan pestisida alami adalah cara terbaik saat ini karena selain tidak menghilangkan musuh alami wereng. Selai itu juga kita dapat menekan biaya operasional, atau biayanya lebih murah. Bahan bahan pepstisida alami bisa anda gunakan biji mahoni dan biji atau daun sirsak, rimpang jeringau, dan bawang putih serta sabun colek. Cara Membasmi Hama Wereng Padi menggunakan bahan alami adalah cara tepat karena tidak membunuh musuh alami wereng, namun saat ini belum ada penelitian yang mempublikasi obat wereng padi yang ampuh.
Biji Mahoni
Jengau Rimpang
- Bersihkan gulma,singgang dari sawah dan areal sekitarnya. Jangan pakai peptisida, jsutru ituakan merusak musuh alami
- Gunakan varietas tahan wereng seperti Ciherang, Mekongga, dan Cigeulis.
- Gunakan varietas tahan tungro seperti IR-50, IR-64, Citanduy, Dodokan, IR-66, IR-70, Barumun, kelara, memberamo, IR-36, IR-42, Semeru, Ciliwung , Kr. Aceh, Sadang, Cisokan, Bengawan , Citarum dan terakhir adalah serayu.
0 Response to "4 CARA TEPAT KENDALIKAN WERENG "
Post a Comment