Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya,atau juga dikenal sebagai budidaya tanaman tanpa tanah (soilless culture). Jadi hidroponik adalah budidaya tanaman yang memanfaatkan unsur air dan tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, di Indonesia budidaya sistem hidroponik masih dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi dan belum sepenuhnya dilakukan dalam skala besar dan belum sebagai usaha dalam skala yang lebih. Bagi Anda yang ingin menanam hidroponik, tentu Anda perlu mengenal terlebih dahulu apa itu tanaman hidroponik. Selain itu, kenali berbagai kelebihan dari bercocok tanam dengan cara hidroponik. Budi daya hidroponik memanfaatkan air/larutan mineral bernutrisi yang diperlukan oleh tanaman dan bahan lainnya sebagai pengganti media tanah. Bahan-bahan pengganti media tanah diantaranya yang mengandung unsur hara, seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan genteng/batu bata, serbuk kayu, dan lain sebagainya.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi yang dibutuhkan selalu tercukupi.
Keuntungan Menggunakan Cara Tehnik Budidaya Dengan Sistem Hidroponik
- Tidak membutuhkan tanah
- Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya dijadikan akuarium
- Pengendalian nutrisi lebih sederhana sehingga nutrisi dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien
- Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan
- Memberikan hasil yang lebih banyak
- Mudah dalam memanen hasil
- Steril dan bersih
- Media tanam dapat digunakan berulang kali
- Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma
- Tanaman tumbuh lebih cepat
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan relatif lebih bersih. Sehingga untuk merancang interior ruangan dalam rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.
Setidaknya, ada 6 macam sistem bercocok tanam hidroponik yang perlu Anda ketahui, yakni sistem sumbu (wick system), irigasi (drip system), pasang surut (ebb & flow), NFT (nutrient film technique), rakit apung (water culture), dan aeroponik. Dari keenam sistem tersebut, Anda bisa mencoba dari tingkatan yang paling mudah apabila dalam proses belajar. Berikut akan tanamtanaman.com jelaskan bagaimana cara kerja dari masing-masing sistem hidroponik tersebut.
(Wick) Dalam melakukan kegiatan hidroponik tanaman, wick system atau sistem sumbu merupakan salah satu sistem yang paling sederhana. Dinamakan sistem sumbu karena dalam pemberian asupan nutrisi melewati akar tanaman disalurkan dengan media atau bantuan berupa sumbu. Dalam sistem sumbu, media yang digunakan antara lain adalah kerikil, arang sekam, rockwool, sabut kelapa, dan media penopang lain yang bukan berasal dari tanah.
Baca Juga : Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)
Drip system atau sistem irigasi atau fertigasi juga termasuk salah satu cara bercocok tanam hidroponik yang paling sering dipakai oleh para petani dunia. Sistem irigasi lebih terkenal untuk menanam sayuran seperti cabai, terong, timun jepang, paprika, dan tomat. Sedangkan untuk buah yang paling umum ditanam dengan sistem irigasi adalah buah melon dan stroberi.
Pasang Surut (Ebb & Flow)
Sistem Nft (Nutrient Film Technique)
Sistem Rakit Apung (Water Culture)
Aeroponik
Dalam cara menanam tanaman aeroponik, tidak ada wadah untuk menggenangkan larutan nutrisi ataupun dibuatkan tempat aliran nutrisi agar akar bisa menyerap gizi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Dengan kata lain, aeroponik diartikan pula sebagai cara menanam tanaman di udara yang mana akar tanaman memperoleh nutrisi dengan disemprot menggunakan zat berbentuk kabut. Sistem aeroponik dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Berikut ini beberapa kelebihan dari hasil tanaman hidroponik yang dapat membuat Anda berpikir lebih lanjut untuk menanam tanaman hidroponik.
- Lebih hemat bertanam hidroponik, terbukti hemat dibandingkan dengan menanam konvensional di atas tanah. Hal ini dikarenakan tidak perlu menyiramkan air setiap hari. Larutan nutrisi atau media larutan mineral yang dipergunakan sudah tertampung di dalam wadah yang dipakai, sehingga kita tinggal melakukan pengontrolan saja.
- Memaksimalkan lahan terbatas bertanam hidroponik dapat memaksimalkan lahan terbatas karena tidak membutuhkan lahan yang banyak. Bahkan, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat.
- Ramah Lingkungan bertanam hidroponik terbukti ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah. Hidroponik hanya menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.
- Tidak Merusak tanah tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.
- Hasil bisa dimakan keseluruhan hasil tanaman hidroponik bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama.
- Memeriksa akar tanaman bisa memeriksa akar tanaman dengan jelas secara periodik untuk mengontrol pertumbuhannya
- Pertumbuhan lebih cepat Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terkontrol
- Tidak bergantung pada musim untuk menanam hidroponik tidak perlu bergantung pada musim. Hal ini dikarenakan tanaman hidroponik dapat ditanam kapan saja sesuai dengan perencanaan kita.
- Menghemat pemakaian pupuk menanam hidroponik bisa mengurangi/menghemat pemakaian pupuk. Dengan adanya media berupa mineral, maka tidak perlu lagi pupuk yang berlebihan.
- Tidak memerlukan banyak tenaga bertanam hidroponik tidak perlu banyak tenaga untuk mengerjakannya.
- Lingkungan lebih bersih lingkungan tempat bertanam hidroponik cenderung lebih bersih daripada bertanam di atas tanah.
- Sedikitnya hama dan penyakit tanaman tanaman hidroponik jarang mempunyai masalah dengan hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, ulat dan cacing nematoda yang banyak terdapat dalam tanah.
- Lahan lebih fleksibel lahan tempat menanam hidroponik lebih fleksibel. Tanaman dapat ditanam di mana saja, seperti di dalam rumah atau di pekarangan yang sudah di-paving.
Jenis - Jenis Sayuran dan Buah - Buahan Yang Dapat Di Tanam Dengan Sistem Hidroponik
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, diantaranya adalah selada, bayam, cabai, tomat, bok choy, brokoli, sawi, kailan, kangkung, bawang, stoberi dan lain sebagainya.
Tanaman tersebut seringkali menjadi pilihan utama para pecinta buah dan sayur atau kaum vegetarian karena mereka sangat memperhatikan proses pembuatan makanan.
Ada 2 cara macam teknik utama dalam bercocok tanam hidroponik, diantaranya:
Dengan Larutan Nutrisi
Teknik ini tidak membutuhkan media tanam keras sebagai tempat pertumbuhan akarnya, tetapi cukup menggunakan media larutan nutrisi/air.
Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah :
- Teknik Larutan Statis
Teknik larutan statis ini termasuk yang paling kuno yang telah dipraktikkan oleh para pendahulu karna air atau larutan nutrisi tidak perlu kita alirkan. Akan tetapi tanaman perlu disemai pada media tertentu seperti ember plastik atau wadah yang warnanya gelap dan tidak tembus cahaya, hal ini ditujukan untuk menghindari tumbuhnya lumut di dalam bak/wadah larutan tersebut, jika ember atau media tersebut berwarna bening, anda dapat melapisi dengan plastik hitam atau aluminum foil yang tidak tembus cahaya. Usahakan agar ketinggian larutan serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan, ini bertujuan agar tanaman memperoleh cukup oksigen, gantilah air secara berkala, seperti seminggu sekali atau apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu, anda dapat mengisi kembali dengan larutan bernutrisi yang baru.
- Teknik Larutan Alir
Teknik ini dilakukan dengan mengalirkan terus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman, teknik ini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan nutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk tanaman hidroponik skala besar. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam cara teknik menanam hidroponik larutan alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (nutrient film technique) atau sering disebut sebagai ‘teknik hidroponik NFT. Teknik hidroponik NFT menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut, sekitar saluran parit dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.
Teknik ini menggunakan media substitusi (pengganti) untuk menggantikan peran tanah sebagai tempat pertumbuhan akar tanaman. Dalam hal ini kita bisa memanfaatkan media sabut kelapa, akar/batang pakis, pasir, pecahan batu bata/genteng, serbuk kayu dan lainnya.
Cukup sekian yang dapat admin sampaikan semoga bermanfaat, dan Terima kasih telah berkunjung di blog Cah Tani.blogspot.co.id, jangan lupa kunjungi lagi blog ini untuk info terUpdate dari Admin.
Sipp
ReplyDeleteok
ReplyDeleteLarutan nutrisinya seperti apa min...
ReplyDeleteKo' ga' ada keterangannya.?
untuk larutan yang sudah 1 paket silahkan cari di toko toko pertanian gan
ReplyDelete